Minggu, 09 November 2014

Im Proud of You

Dia keras.. Semakin keras bahkan.. Karakteristik yang nggak sengaja terbentuk karna trauma masa kecil, membuat dia semakin arogan yang ditutupinya dengan citra positif.. Iyaaaa, citra positif yang berulang kali ia usahakan untuk ada, dan bertahan bersama dirinya..

Bukan kasian, iba, atau justru sedih membaca postingan-postingan yang kerap ia publikasikan di media sosial yang dimilikinya.. Tapi rasa kebanggaan yang semakin bertambah dan terus bertambah..

Mungkin, lehernya sudah kaku, sehingga ia enggan melirik ke kanan & ke kiri.. Mungkin, mulutnya sudah berbusa, karna banyak pernyataan kecewa yang ia sampaikan pada target yang memulai.. Mungkin, bahu dan tangannya sulit digerakan untuk sekedar meminta orang lain memeluknya erat-erat sebagai penenang.. Dan mungkin, otaknya sudah mengental dan membeku ketika ia kelelahan untuk mengingat trauma itu.. Trauma yang membuatnya seperti ini..
Trauma yang sulit tertembus oleh apapun.. Dan trauma, yang membuatnya kuat..

Keras, berprinsip, dan pemilik filtrasi, dengan hanya setitik lubang kecil di tengah nya.. Itulah dia..

"REALLY.. IM PROUD OF YOU"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar