Jumat, 26 Juli 2013

Sing Your Mind

Ceritanya beberapa hari yang lalu abis nonton salah satu talk show di salah satu stasiun televisi.. Dengan tema "Inspirator Muda Indonesia", aku sangat menikmati suguhan acara tersebut.. Isinya sangat berbobot, dengan kehadiran narasumbernya langsung..

Diri sendiri emang suka banget sama acara-acara yang banyak ngasih manfaat dan inspiratif kayak gitu.. Secara nggak langsung, kalo kita terbiasa nonton acara-acara kayak gitu (baik dalam/luar negeri), kita semakin punya banyak referensi untuk membentuk pribadi, yang wujudnya nggak cuman bisa nonton, manggut-manggut, dsb.. Tapi di wujudkan juga secara langsung/nyata lewat keseharian yang terus-terusan mencoba untuk melakukan yang terbaik buat lingkungan, diri sendiri, dan yang pasti buat masa depan..
Kan ada kalimat mutiaranya yang bunyinya kayak gini : "Menjadi manusia, SUKSES bukanlah suatu kewajiban/keharusan.. Yang menjadi suatu kewajiban/keharusan itu adalah MENCOBA untuk SUKSES"..
Jadi, nggak ada salahnya kalo terus-terusan 'mencoba sukses'.. Lagi pula hakekatnya kan emang manusia yang berencana, dan Tuhan lah yang memutuskan.. Makannya sebagai manusia yang terlahir dalam keluarga beragama, pengajaran yang diturunkan orang tua untuk terus dan selalu bersyukur, mendekatkan diri ke yang Maha Kuasa, serta memberlakukan budi luhur (toleransi), bener-bener aku pegang dan aku tindak lanjuti dalam kehidupan sehari-hari.. Fungsinya apalagi kalo nggak untuk 'minta bantuan Tuhan' saat usaha mencoba SUKSES itu sedang aku jalani prosesnya saat ini.. Minta bantuan agar semuanya berjalan lancar, baik-baik saja, tetap pada 'koridor' batas masing-masing, dan yang pasti akan terwujud saat waktunya tiba..

Untuk 'menyemaraki' itu semua, diri butuh banget penyemangat yang sumbernya dari berbagai sudut, seperti Orang tua, Teman-teman, dan Seseorang yang spesial, yang sampai detik ini masih menjadi bio twitter (~RASA INI~) sampai tiba waktunya 2 kata itu berubah menjadi satu kata (~{namanya}~) <= yang ini tetep yaa, hahaa..

................................

Acara talk show itu kemudian ditutup dengan keluarnya seorang penyanyi remaja yang menyanyikan lagunya Sherina Munaf dengan judul 'Sing Your Mind'.. (walaupun lagu lama, kok ngena' yaa) Dan tiba-tiba jadi sering aja dengerin lagu ini, hahaa..

Many times you don’t realize the spirit within you
Can spread like fire to everyone around you
Don’t you wait for a second chance you gotta use the time
To see countless faces that can use a little smile


Unlock your power reveal what you can really do
No more running away, today go fight your way

And sing your mind out, ooh
Sing without doubt, ooh
Let me hear your voice i wanna hear what you say
Sing your mind out, wooo

It is time that you realize the strenght you’ve had all along
Like the star shining in the sky glowing for everyone around you
Don’t you wait, don’t you hesitate, you gotta use the time
To see countless faces that can use a little smile
Shine your light even just for awhile

Selasa, 23 Juli 2013

Bukan Pasien Biasa

Hari ini nggak bisa nemenin Mama HD karna ada kewajiban dari kampus untuk isi KRS, alias buat jadwal kuliah selama satu semester mendatang..
Kebetulan PA, (anak sekolahan biasa nyebutnya : Wali Kelas), lagi mau ada kelas, dan kami pun (aku dan teman-teman yang lain) mesti nunggu sampe beliau selesai ngajar.. Nunggu sekitar 3 jam, didalem perpus dan kepikiran untuk sedikit menceritakan kondisi orang-orang hebat, yang sudah sekitar 5 bulan belakangan ada kontak dengan ku secara langsung..

---------------------------------------------

Setelah hampir 5 bulan Mama di diagnosa dokter untuk menjalankan HD (HemoDialysis), setelah sudah 34 kali Mama menjalankan HD tersebut yang beberapa kali juga aku temani, setelah sudah sekian pertemuan ku dengan pasien-pasien hebat ini, aku semakin menyadari bahwa posisi menjadi mereka yang rata-rata setiap dua minggu sekali harus merasakan jarum suntik dengan selang mesin yang 'menancap' di alat Simino yang sudah tertanam di lengan tangan kiri mereka masing-masing, memang sangatlah tidak mudah..

Penyakit yang menyerangnya, keluarga yang ada kalanya tidak bisa selalu menemani mereka setiap HD, kondisi tubuh yang sudah tidak semaksimal dulu, berkurangnya satu persatu fungsi dalam tubuh, efek obat yang di konsumsi setiap hari, dan berbagai halang rintang yang lain, aku yakini sebagai tekanan tersendiri untuk mereka.. Namun keinginan untuk sembuh dan melanjutkan kehidupan didunia fana ini pun aku yakini pula sebagai hal yang melebihi semua tekanan itu.. Efeknya yaa mereka rela bersakit-sakit untuk tetap bisa menjalankan peran mereka untuk lingkungan sekitar.. Terutama untuk keluarganya.. Menjadi kakek yang siap berbagi proses mudanya seperti apa, kepada anak dan cucunya,, menjadi nenek yang kemampuan nya diatas rata-rata,, menjadi seorang suami, ayah dan pemimpin yang 'dipandang' dan patut dicontoh,, menjadi istri, ibu dan pembimbing yang baik dan bijaksana,, bahkan ada yang masih berperan menjadi seorang anak yang wajib patuh terhadap kedua orang tuanya..

Sepertinya, peran mereka yang aku sebutkan tadi hanyalah sebagian peran yang mendasar.. Aku yakin banyak peran-peran istimewa nan membanggakan yang mereka lakukan untuk lingkungan tempatnya bernaung hidup.. Dan alasan yang sedemikian berpengaruh itu lah yang mereka jadikan sebagai alasan ampuhnya bertahan hidup bersama alat Simino di tubuhnya, sampai pada waktu yang mengakhirinya.. Yaaa.. Itu pula yang terjadi dengan Mama saat ini..

Sedikit pembahasan ku yang akan aku ulas mengenai pasien-pasien hebat itu yang sangat luar biasa perjuangannya bertahan hidup, akan aku sedikit tuliskan disini.. Mereka adalah orang-orang  yang sudah cukup lekat dengan kehidupan Mama, Ayah, dan Aku 5 bulan belakangan.. Dan cukup membuat ku semakin merasa bersyukur atas nikmat yang Tuhan beri untuk ku sebagai umatnya..

1. Ibu Rohani.. Beliau sudah HD selama 6 tahun.. Kadang, HDnya sendiri, dan kadang pula juga ditemenin sama suaminya.. Beberapa minggu yang lalu, ia terpaksa masuk ICU karna HB nya sangat rendah dan terpaksa mengharuskanya menginap di RS.. Rasa iba ku teramat dalam ketika mengetahui kejadian itu.. Makanya, aku langsung jenguk beliau dan liat bagaimana keadaannya..
Nggak lama, beliau keluar ruang ICU, beliau kembali menjalanakan HD, tanpa ditemanin siapapun. alias sendirian.. Ketika Mama sudah tertidur pulas di ruangan HD nya, aku nyamperin beliau untuk sekedar mengobrol dan bertanya keadaannya sekarang gimana..
Membantunya makan, dan mengambil kain kasa untuknya emang acap kali aku lakukan saat aku ketahui bahwa nggak ada yang bantu beliau untuk melakukan hal itu.. Suka ngobrol juga, dan diketahui bahwa beliau udah memiliki 3 anak laki-laki.. Umur anak tertuanya ternyata sama seperti ku.. Padahal kalo dilihat dari fisiknya, aku sempet menyangka kalo beliau itu masih seumuran anak SMP.. Persangkaan ku ternyata salah.. Abis sangking terlihat mungilnya beliau jauh beda dengan fisik ku sekarang.. Hahaa..
Dirumah, tante Rohani (biasa aku memanggilnya), nggak ada yang bantu beliau untuk mengerjakan pekerjaan rumah.. Semua pekerjaan ibu rumah tangga ia lakoni walaupun keadaannya tidak 'sebugar' layaknya ibu rumah tangga biasa.. Aku salut banget sama beliau.. Keadaan yang seperti ini masih ia tahan 'sakit'nya demi bisa tetap 'berguna' dalam keluarga besarnya itu.. Beliau sangat tabah dan tegar menghadapi ini semua.. Dengan tetap menjalankan perannya sebagai istri yang tetap berbakti pada suami, dan tetap bersahaja didepan ke 3 anak laki-lakinya itu..

2. Ada lagi namanya pak Djaya.. Dilihat dari fisiknya yang sudah menua, (aku yakin perkiraan ku kali ini nggak salah) umurnya sekitar 60-70 tahunan.. Berapa lamanya beliau HD, aku pun nggak tau.. Yang jelas, tepat tanggal 12 Maret 2013 lalu (pertama kalinya Mama HD) aku sudah melihat sosoknya lebih dulu.. Latar belakanganya China-Jawa.. Agamanya pun non muslim.. Dengar perbincangannya dengan Mama saat itu, beliau sudah ditinggalkan istrinya yang meninggal karna sakit beberapa tahun lalu.. Anaknya 5 dan semuanya nggak ada di Jakarta.. Alias sebagian ada di luar negeri, dan sebagian juga ada di pulau lain, di Indonesia.. 
Di sini, beliau hanya dirawat oleh sahabat karibnya yang juga seumuran.. Nggak tau siapa namanya.. Bapak tua itu setia banget sama pak Djaya.. Ada kejadian lucu juga, yang sempet bikin aku ketawa geli banget karna liat tingkah laku dua kakek unyu itu.. Dan ada moment dimana saat itu membuat aku mengacungkan 2 jempol tangan ku untuk mereka.. Karna melihat betapa setianya beliau dengan terus menemani sahabatnya sampai detik ini sahabatnya terbaring lemah di RS setiap dua kali seminggu.. Benar-benar sahabat sejati (Y).. 
Pak Djaya tinggal di rumah sederhana di bilangan Depok dengan jarak yang cukup jauh (Depok - Halim), dengan menaiki kereta listrik pun pak Djaya lakoni setiap hari Selasa dan Jum'at.. Karna kebetulan, waktu HD nya berbarengan dengan waku HD Mama.. Jadi aku sedikit hafal dengan jadwal HD pak Djaya.. 
Menurut pernyataannya, ke 5 anak beliau kurang peduli sama kondisinya sekarang.. Setiap ngobrol sama Mama, pak Djaya selalu menyanjungku dan membadingkan ku dengan anak-anaknya.. Entah apa yang membuat mereka demikian, pak Djaya pun nggak tau alasan pastinya.. Feeling ku sih mengatakan mungkin mereka sangat sibuk dalam urusan keluarganya masing-masing dan fokus pada pekerjaan yang dijalaninya.. Alhasil minat untuk sekedar menengok dan mencari tau kabar orang tuanya sendiri pun sampe nggak kepikiran.. Bisa jadi seperti itu atau mungkin ada alasan lain..
Tapi, terlepas dari permasalah itu semua, pak Djaya adalah orang yang bisa bikin aku ketawa.. Jadi ceritanya waktu itu ada suster lewat depan ruang HDnya.. Beliau minta di tensi, dan nggak lama dari itu ada suster lain yang lewat.. Sambil berteriak dan marah-marah, pak Djaya minta di tensi, dengan alasan beliau belum di tensi dari tadi.. Sontak bikin semua orang di dalam ruangannya ketawa ngakak.. Hahaaa..
Hmmm salah satu efek HD emang kayak gitu.. Mudah sekali lupa dengan apa yang baru terjadi (walaupun memang faktor usia biologis juga sih).. Hahaa pak Djaya pak Djaya.. :D

3. Pak Ari merupakan anggota TNI-AU yang memutuskan untuk pensiun dini dari tugasnya karna melihat kondisinya saat ini.. Beliau adalah Ayah kandung dari Elsa, si bocah kecil nan ceriwis yang selalu menggoda ku dengan godaan lucunya.. (Elsa yang fotonya pernah aku upload di twitter itu loh).. Sudah 5 tahun pak Ari di HD, sama seperti umur anak bungsunya itu.. Dengan kondisi keuangan yang cukup memprihatinkan, terkadang suka miris saat melihat Elsa makan siang hanya dengan nasi dan air larutan bumbu dapur (Masako).. 
Keadaan keluarga dengan kondisi yang seperti itu, tidak menyurutkan senyum di wajah Elsa setiap harinya.. Sifat tempramen pak Ari pun kerap di terima sang istri dan Elsa.. Mungkin tekanan dari apa yang terjadi pada dirinya yang membuat pak Ari cepat sekali marah dan nggak sabaran.. Ibunya Elsa pun pernah sekali ngobrol dengan ku saat beliau dan anaknya itu aku 'traktir' makan siang dikantin beberapa waktu lalu.. Ia bercerita bahwa semua yang ia lakukan saat ini hanya bermodalkan cinta.. Cinta kepada suami dan anak-anaknya dirumah, karna menurut cerita, mereka dikaruniai 4 orang anak dengan penutup si kecil Elsa.. Selain itu, ia melihat kewajiban suatu peran yang harus tetap ia lakukan.. Kondisi yang demikian sama sekali tidak bisa ia harapkan kalau tak ia sendiri yang memastikan bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.. Ibunya Elsa ini benar-benar sangat menginspirasi ku (Y)..

4. Pak Bambang.. Laki-laki paruh baya ini, setiap HD selalu ditemani sang istri dan seorang anak laki-lakinya yang umurnya 25 tahun.. Namanya mas Adi.. Beberapa kali aku sempat ngobrol sama mas Adi.. Mereka tinggal di Perum Pondok Indah.. Mas Adi selalu bercerita kepada ku mengenai penyakit yang menyerang Ayahnya itu..
Ngobrol-ngobrol, tau-tau Mas Adi segala nanya-nanya dan kepo tentang aku lagi.. Mau nggak jawab, nggak enak soalnya ibu mas Adi juga nungguin jawaban ku.. Jadinya yaa mereka mengetahui bahwa saat ini aku sedang meniti proses untuk menjadi seorang Psikolog di Universitas Paramadina, dan embel-embel yang lainnya.. Kata mas Adi "Wah berarti gue nggak salah orang dong yaa cerita beginian ke lo fik.?" "Hmm tergantung diliat dari aspek mananya mas, hahaa"..
Kebetulan frekuensi kami bertemu pun hanya hari Jum'at.. Karna Ayahnya HD pun hanya satu minggu sekali.. Berbeda dengan Mama yang HDnya setiap Selasa dan Jum'at alias dua kali seminggu.. Jadi, ia sering menghubungi ku lewat sms, telvon, line dsb untuk sekedar 'curhat'.. "Yaa itung-itung lo latihan fik dengerin gue ngomong.. Kan kerjaan psikolog ntr gitu".. (latihan apaan coba kalo yang diomongin arusnya medis semua -_-" hahaa).. 
Kalo pak Bambang, alhamdulillah penyakitnya belum seserius pasien yang lain.. Namun di umurnya yang sudah kepala 7 itu, beliau yakin bahwa dirinya masih bisa kuat dengan dorongan dan semangat yang ditularkan dari sang istri dan mas Adi..

Sebenarnya masih banyak pasien-pasien hebat yang lain.. Cuman karna aku hanya sempat mengobrol dengan ke empat pasien itu, alhasil hanya itulah yang bisa aku shared disini.. Cerita mereka dengan kehidupan sehari-harinya membuat ku benar-benar semakin beryukur dengan tetap, terus, dan selalu menjaga Mama.. :*
#maaf yah maa hari ini aku nggak bisa temenin Mama#

Senin, 22 Juli 2013

Are you ready.? Yes, of cource ^_*

Selesai beres-beres dan makan korma yang di lanjutkan sholat Magrib, aku masuk kamar karna niat 'ngadem'.. Maklum baru sampe rumah setelah melalui ke seksian macetnya Jakarta yang super duper.. 
"Mau ngapain yaa.?" hmmm eh buka tas yang di dalemnya ada kertas Trasnskrip Akademik yang barusan (siang) abis di print dari ruang pelayanan mahasiswa dikampus.. Diliat, dan Terenggg.. List mata kuliahnya nggak berurut.. Alias, semester 1 dan semester 2 di gabung.. Rada ribet sih liatnya, cuman yaa it's oke, baik-baik saja, dan noprabemo lah.. Dengan total mutu 138,39 alhamdulillah IPK diatas 3,00.. ^_^

Lanjut liat : "Jadwal Kuliah Semester Gasal 2013-2014 Program Studi Psikologi"
Agak shock dan deg-deg serrr gimana gitu nih.. Dengan judul "Semester III", liat Hari, Waktu, Kode MK, Mata Kuliah (MK), SKS, dan Ruangannya, emang bikin mata terbelalak penuh kepanikan <= yang ini lebay seriuss..

Gimana nggak.?! Setiap hari jadwal ngampus itu jam TUJUH PAGI (07.00).. "SETIAP HARI".. Itu yang bikin jantungan.. Belum lagi ada 3 MK yang mulai MASUKnya 3 JAM SETELAH mata kuliah sebelumnya..  Ditambah lagi ke lucuan dimana ruangan tempat PBM (Proses Belajar Mengajar) antara Dosen dengan Mahasiswa/i nya itu, merupakan kelas tetanggaan berdinding kayu super lembut, dipojok kiri atas (<= yang ini kayak mau kampanye yee), dan ywdh cuman 2 kelas itu aja yang bakal 'nampung' kami nih anak-anak baru Semester III *cieeehh, hahaa..

Refleks tangan langsung sms Ghina, (temen sekelas).. 
"Astagfirulloh ghin.. Aku barusan baca kertas Jadwal Kuliah Semester III kita.. Setiap hari yah masuk pagi.?" 
"Yap anda benar sekali, dan ada 3 mata kuliah yang breaknya jauh banget fik.." 
"Iyaa ghin.."
"Istimewa sekali kan kakak.? Semangat deh yaa pokoknya"
"Iyaa FIGHTING...!! (V)"

Hmmm OKE.. OKE.. Nggak apa-apa.. OKE...!! 
Sepertinya emang mesti banget nih ngacungin 4 jempol tangan (2 nya dapet minjem jempol Ghina) buat rekan-rekan karyawan kampus yang sudah mengatur jadwal kami sebagai mahasiswa/i untuk kuliah 6 bulan kedepan.. (Y) (Y) (Y) (Y) (<= nih 4 jempol kan.?!)

Baydeway Eniwey Baswey..
Semua itu merupakan keunikan awal yang HARUS SIAP di lalui, di tempuh, dan di pertanggung jawabkan 'kemunculannya' (<= apaan sih fik.?!!), hahaa..
Ambil 23 SKS Semester III ini, HARUS SIAP sama semua resiko dan kebaikan-kebaikan yang muncul didepan sana..
Ini namanya PROSES, yang HARUS DITEMPUH.. Kuncinya : KESIAPAN, KESIGAPAN, SEMANGAT, dan DOA.. 
..........................................

Besok isi KRS nih..
SELAMAT MENEMPUH PROSES SELANJUTNYA YAA cemant-cemant.. 
CEMUNGUTH EAAA...!! *sambil buka portal belang-belang item-putih depan komplek*

Rabu, 17 Juli 2013

Masih ada yang lebih dari ini, "Terimakasih Samsul.."

Sangking seringnya bikin note di e71 itu, tulisan di blog jadi nggak terkontrol gini.. Maklum juga, kejadian dari aktivitas sehari-hari yang akhir-akhir ini didapet emang bukan makanan publik yang ceritanya bisa di shared sembarangan dan dibaca orang.. Karna emang bener-bener privasy banget dan menyinggung banyak hal yang cenderung negatif.. Yaa negatif..

Hmmm tapi ywdhlah.. Toh emosinya udah sedikit melemah karna udah bisa berbagi di note HP sendiri.. Se nggaknya udah jadi refleksi yang cukup menenangkan sikap yang menolak kejadian yang terus-terusan hadir belakangan ini.. Habis, mau limpahin semua rasa ini kesiapa lagi kalo nggak memaksimalkan semua yang ada dalam diri dan berhubungan sama diri.. Termasuk yaa kayak gini 'curhat' sama note HP..
(Itu juga jadi salah satu alasan tersendiri 'kebeletnya' pengen punya Nokia Lumia 920, yang dilengkapi sama fitur-fitur yang menunjang kebutuhan sehari-hari, dan punya banyak kelebihan yang nggak dimiliki smartphone lainnya..)

Kecenderungan untuk berbagi hal-hal negatif ke orang lain emang urung aku lakukan.. Alasannya tetep sama seperti yang sering aku katakan.. Takut mereka nggak siap nerima apa yang aku ungkapkan, Takut mereka nggak bisa memilah dan ngebagi mana urusan pribadi mereka, mana urusan pribadi orang lain yang bercerita tentang keluh kesahnya ke diri mereka, dan Takut story nya nggak aman..
Ngerti maksudnya.? Hmmm intinya sih nggak mau ngerepotin orang atas apa yang aku rasa.. Cukup aku dan Tuhan yang tau ini semua.. Karna yang 'tua-tua' pun udah nggak bisa diandalkan lagi dalam hal 'curhat-curhatan' atas situasi yang kisarannya sebanding sama barbel-barbel tempat fitness ku satu tahun lalu.. Hahaa..

Sejenak lupakan hal-hal yang 'sepertinya' hanya gejolak atas peristiwa yang datang menghampiri diri.. Dan aku yakin itu emang manusiawi dan panteslah dirasa..
Tujuan blog ini dibuat itu sebenarnya emang jadi mediasi dari apa aja yang udah kejadian setiap harinya dan dari apa aja yang udah aku lakukan bersama orang-orang sekitar..

Heeemmm sekarang enaknya ngebahas apa yah.?!
Oh ini aja..
Aku pengen ceritain pengalaman ku bersama hebatnya seorang anak kelas 6 SD yang udah kerja keras untuk sekedar nyari sesendok makanan, untuk bertahan hidup..

Hmmm.. Jadi gini ceritanya..
Pulang kampus hari Sabtu lalu (selesai latihan choir) emang udah menjelang magrib dan dalam keadaan mendung juga, alamat-alamat pengen turun hujan.. Ada tawaran pulang bareng dari salah seorang senior laki-laki yang sengaja aku tolak karna tujuan aku emang belum pengen pulang kerumah.. Alias masih pengen jalan-jalan sebentar untuk sekedar liat-liat kain songket, nggak lain dan nggak bukan tempatnya di PGC (Pusat Grosir Cililitan).. Harga yang cukup terjangkau, banyak pilihannya juga, dan kualitas yang nggak kalah sama kain-kain songket yang di jual-jual di butik-butik ternama di Jakarta, emang jadi alasan yang mengantarkan ku berkunjung ke toko-toko kain itu.. Dan alhamdulillahnya, si senior merasa 'its oke' dan doi pun lanjut jalan (pulang kerumahnya)..

Seperti biasa kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan ku kesana yaa TransJakarta.. Dan aku memilih untuk jalan kaki dari depan kampus ke halte Pancoran Barat yang kata temen-temen jauh banget.. Abis setiap di tanya : 
"Fik kamu kalo naik busway turun dimana.?" 
"Busway.? Bisa gitu naik busway.? TransJakarta kalee.. Hahaa.." 
"Iyee-iyee TransJakarta.." 
"Hahaa di Pancoran Barat, emang kenapa.?" 
"Ih itu kan jauh banget, kenapa nggak turun di Tegal Parang aja lebih deket ke kampusnya.. Jalan kaki juga nggak terlalu jauh" 
"Hemmm iya sih tapi aku suka jalan jauh kok, jadi nggak masalah.."
Mereka selalu nanggepinnya kayak gitu..

Padahal aku ngerasa baik-baik aja dan nggak ada masalah.. Karna bagi aku kalo turun di Pancoran Barat dan jalan kaki dari 'ujung ke ujung' itu punya rasa aman tersendiri dan aku suka aja (sekalian olahraga soalnya).. Ketimbang turun di Tegal Parang yang kadangan macet (sering diliatin orang-orang yang berhenti karna macet, kan aku malu hahaa), dan mesti nyebrang pula *repot broo*.. 
Selain itu, alasannya juga karna waktu itu pernah denger cerita, ada temen se angkatan yang pernah ngalamin kecelakan, dimana doi ditabrak motor dan si pengendara motor nggak mau tanggung jawab, dan diketahui bahwa HPnya ilang di TKP.. Denger cerita kayak gitu dari temen-temen aku jadi ngeri dan jaga diri jangan sampe itu menimpa ku.. Jadi, daripada dapetin resiko yang segitu 'mengerikannya', mending nyari aman aja.. Iyaa nggak.?! Hahaa..

Okee lanjut ceritanya yaa..

Karna waktu itu aku masih belum ngejalalin ibadah puasa (karna lagi dapet 'bulannya'), sengaja aku nggak terlalu buru-buru untuk ngejar magrib.. Alhasil jalan pun rada santai sambil ngeliatin pemandangan sekitar yang lagi rusuh ngebangun trotoar jalan dan gedung-gedung baru..
Sampe di halte Pancoran Barat, nunggu bis TransJakarta sekitar 10 menit'an, akhirnya dateng juga itu bis orange yang didalemnya udah dipenuhin mulai dari para pekerja kantoran, anak kampus yang baru pulang kuliah, sampe ibu-ibu yang kayaknya baru pulang dari pasar Blok M (sok tau banget yee hahaa)..
Dan desak-desakan pun dimulai, tapi tetep mesti enjoy karna ini bis bukan milik personal kannn.?!.. 

Perjalanan pun ditemenin sama hujan yang tiba-tiba turun lebat tepat banget pas udah di dalem bis *Tuhan baiknyaaa ngelindungin aku :")..
Sekitar setengah jam, akhirnya sampe juga di halte PGC.. Kembali ke niat awal, naik lift ke lantai 2, dan mari nguber/liat-liat kain songketnya.. Waaa ternyata barang masih sama kayak bulan lalu.. Kata mba-mba nya sih kalo bulan puasa kayak gini yang beli songket rada menurun, karna konsumen pada ngincer baju langsung pake/baju jadi untuk lebaran nanti.. Jadi bos nya memutuskan untuk nggak belanja dulu, karna takut harga jatoh, bahan jadi buluk, sementara konsumen menurun drastis kayak gini.. "Balik lagi aja yaa kak abis lebaran.. Insya Allah abis lebaran barang baru semua dan pilihannya variatif" begitu kata si mba-mba penjualnya..

HUHH.. Padahal kepengen liat dan cari referensi untuk bikin bawahan kebaya perform.. Tapi udah nyari ke beberapa toko disana, jawabannya ternyata sama.. "Balik lagi aja kak abis lebaran.."
Yeee emang kerjaan ogut cuman 'ngelongokin' kain-kain itu doang apah.?! Ada-ada aja ini si mba-mba PEGECE.. Hahaa..

Karna apa yang dicari nggak di dapet, akhirnya nyamperin toko baju yang baju-bajunya biasa aku pakein tiap hari kekampus.. Yang polos-polos itu loh.. Pasti anak-anak kelas dan temen-temen choir udah pada apal sama style an aku dengan baju polos berwarna, dilengkapin sama warna kerudung bahan paris yang setipe, tanpa model-model hijab jaman sekarang yang menurut ku rada menyulitkan kalo setiap pake kerudung mesti begitu.. Selain model kerudung yang ribet, butuhin banyak jarum pentul, juga make kerudungan gitu nggak cukup waktu sebentar.. Jadi lebih memilih untuk sederhana dan simple aja.. Hahaa..
Yaaa sembari nyari gampangnya aja kalo di ciriin orang karna lihat dari fisik udah punya ciri khas yang serba polos (termasuk orangnya juga polos, jadi butuh sosok yang bisa ngisi kepolosan ini.. *halahh hahaaa)..

Bahan yang nyaman, ukuran yang pas, dan kualitas barang ekspor, emang jadi pilihan untuk menunjang kebutuhan 'sandang' ini.. Kalo kebutuhan 'pangan dan papan' kan udah ada yang menuhin.. Jadi sekarang belajar menuhin kebutuhan sandang sendiri.. (Sebelum nanti jadi orang yang bakal kerjasama sama partner hidup untuk menuhin 3 kebutuhan itu ke anak turun.. Waktunya emang masih lama.. Cuman nggak ada salahnya dong kalo mulai belajar itu semua dari sekarang.?! Hahaa..)

Karna udah lama langganan juga, jadi udah deket juga sama mba Yuni (penjaga toko Konya Outlet).. Mba Yuni yang baru nikah bulan April lalu dan baru pindah rumah ke Tanggerang itu juga sering banget 'curhat' masalah pribadinya ke aku.. Katanya "Kak Fika mah orangnya enak".. 
Asumsi ku doi sengaja banget bilang gitu biar aku lama-lama di outletnya dan beli barang-barang yang dijualnya.. Sembari doi curhat, sembari aku dengerin curhatannya, sembari aku disuguhin barang-barang bagus (baju, celana dsb).. Hahaa emang cuman asumsi doang sih.. Nggak tau bener apa nggak nya.. Namanya juga manusia, berhak lah punya asumsi, sekalipun calon Psikolog yang lagi ngejalanin prosesnya ini <= ngeless aja padahal hahaa..

Nggak terasa waktu udah menunjukan pukul 9 malam.. "Yaaa pulang malem lagi deh ini, padahal mah niatnya kan nggak nyampe semalam ini"..
Pamitan sama mba Yuni, akhirnya aku keluar dan ternyata hujan masih lebat banget.. Lantai pintu Mayjen Sutoyo yang licin hampir membuatku terpeleset.. "Jangan sampe aja ini jatoh untuk yang ke 2 kalinya, di PGC.. Wahh muka mau taro dimana muka.?!"

"Mau nggak mau terobos aja gimana.? Lupa sih yaa bawa payung.."

Lagi ada pikiran kayak gitu, tanpa direncana tiba-tiba ada seorang anak laki-laki membawa payung ukuran standar, dengan keadaan yang basah kuyup.. "Ibu ojeknya bu.?!"
APAHHH.?! IBU.?! Ya Tuhan.. Kayaknya dari tadi keliling-keliling PGC, yang nawarin aku barang dagangannya pada manggil aku 'kakak' kenapa tiba-tiba anak yang lagi kuyup ini manggil aku dengan sapaan 'ibu'.? Ada yang salah kah.? Keliatan tua banget kah diri ku.? Ya Tuhan u,u*

Sempet shock sih pas adek itu nyapa kayak gitu.. Tapi pas merhatiin apa yang dia tawarkan, aku langsung nanya "kenapa dek,?" 
"Ojek hujan bu.." jawabnya
HAHHH IBU lagi.?! aaaaaaaaa *emot sedih mana emot sedih.?!*

Oh ternyata dia seorang penjual jasa ojek hujan.. Mikir, nggak ada salahnya gunain jasa si adek.. 
"Hah.?! Ywdh ayoo.." (dengar tanggapan ku, si adek itu langsung ngasih payungnya ke aku).. 
"Sinih kamu juga ikutan aja barengan, kasian kamunya kehujanan.." 
"Nggak apa-apa bu, udah basah juga" 
"Nggak usah panggil ibu lahh, nggak enak dengernya (sambil ketawa-tawa).. Nama kamu siapa.? Kamu kelas berapa.? Kamu tinggal dimana.? Udah lama kerja kayak gini.?"
Pertannyaan yang aku lontarkan ke si adek emang to the point karna rasa kepo yang berlebihan ini.. Dengan setengah-setengah linglung, jawaban si adek yang bisa aku riskas kayak gini :
"Saya kelas 6 SD mba, saya tinggal di Kalibata, kerja kayak gini cuman setiap hujan doang kok mba.." 
(yaa iya lah cuman pas ujan, orang judulnya ojek hujan -_-".. salah aku juga sih ngasih pertannyannya kayak gitu, hahaa)

Perjalanan dari pintu Mayhen Sutoyo ke tempat 'fullnya' Trans Halim emang cukup jauh kalo jalan kaki.. Dan selama perjalan itu juga, aku banyak ngobrol sama si adek.. Namanya Samsul.. Sampul tinggal di Jakarta besama keluarga dari salah satu saudara jauhnya.. Ia asli dari Muna, yang kalo dilihat dari atlas Indonesia itu letaknya di Sulawesi Tenggara.. Umur Samsul sekitar 12 tahun.. Jadi nggak salah emang kalo tadi dia bilang dia kelas 6 SD.. 

Kehidupan keras di ibukota emang membuatnya harus melakukan pekerjaan yang nggak seharusnya di kerjain.. Tekanan hidup ditengah keluarga besar yang bukan keluarga aslinya (karna keluarganya di Muna sana), membuat aktivitasnya harus berjalan walaupun butuh usaha dan kerja keras sendiri.. 
"Sekolah SD di Jakarta gratis mba, dan nggak jauh juga dari rumah.. Jadi nggak perlu uang banyak dan nggak perlu jalan jauh.." begitu katanya.. 
Dari fisik keliatan bangset si Sampul ini kurang afeksi dari orang sekitar.. Tubuhnya yang kurus, pakaiannya yang terlihat kusam/dekil, dan rambunya itu yang gondrong.. (eehhh bukan berarti cowo-cowo bergondrong diluar sana kekurangan afeksi loh yaa hahaa).. 

Denger cerita Samsul yang cukup terkecoh karna logatnya yang masih kental, membuat aku berkaca pada diri sendiri.. Di usia biologisnya yang masih sangat muda, Sampul mampu belajar untuk terus dan tetap berdiri diatas kakinya sendiri.. Ngelawan semua halang rintang, dan duri-duri tajam, yang acap kali ia terima sebagai 'tamu' tak diundang kehadirannya dalam keluarga saudaranya di Jakarta ini.. Rasa kangen dan butuh perhatian dari orang tua kandungnya pun pasti sangat menjadi suatu hal yang membuatnya merasa kebutuhan dalam dirinya terpenuhi.. Namun lagi-lagi karna himpitan ekonomi yang mengharuskannya hidup terpisah dengan keluarganya dan membuat semua ini harus ia lakukan.. HARUS.. 

Ternyata masih banyak yang lebih dari ini.. Iyaa masih banyak orang-orang diluaran sana yang punya masalah lebih berat dari barbel-barbel di tempat fitness.. Masih banyak yang bisa membuat dirinya yakin kalo diri sendiri bisa ngatasin ini semua tanpa ngerepotin banyak orang.. Dan masih panjang perjalan hidup yang mesti ditempuh dengan banyaknya 'asam garam' yang mesti di rasain, rasanya kayak apa biar 'lidah' berfungsi secara maksimal dengan bisa ngebedain mana yang manis, pait, asin, gurih, dan asem itu sendiri.. 

Terkadang suka maen pasrah-pasrah aja sama keadaan sekitar yang suka nggak sesuai sama kehendak diri.. Punya masalah pribadi yang masih susah nyalurinnya gimana, walaupun kalo udah dijalanin bisa aja terselesaikan dengan baik.. 
Pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman ku ketemu Samsul cukup banyak dan sampe membuat pikiran ku memiliki asumsi sendiri atas apa yang sedang aku alami sekarang.. 

Sesampainya di tempat pemberhentian akhir Trans Halim, aku memberi Samsul uang 10rb, yang katanya kebanyakan sambil ia menyodorkan kembalian uang 5rb yang udah basah juga kena air hujan.. Tapi dengan penolakan yang sopan aku bilang ini hadiah kecil yang nggak seberapa untuknya.. Hadiah karna udah kasih aku pelajaran di pertemuan yang singkat itu.. Pertemuan yang nggak nyampe setengah jam..

Dapet pelajaran emang nggak cuman dari buku, majalah, koran atau apapun.. Apalagi pelajaran hidup.. Kalo kita melihat 'ke bawah' dan ke sekeliling, semua bisa didapet dan ditemuin lewat kehidupan sehari-hari yang terkadang kita suka memangdang kecil itu semua.. Memandang sesuatu yang sebenarnya (baik secara langsung ataupun nggak), memberikan kita banyak pelajaran berharga yang mesti di resapi kehadirannya sebagai salah satu wujud syukur atas apa yang udah Tuhan beri, (baik/buruknya)..
"Terimakasih Samsul"

Minggu, 07 Juli 2013

Ini-Namanya-*Prinsip*

(Baca judulnya mesti di pisah-pisah yaa)

Hmmm ini ceritanya lagi pengen ngomongin diri sendiri yang kelewat ngacoo karna kelakuan tadi pagi.. Daripada ngomongin orang yang udah pasti nimbulin dosa, mending ngomongin diri sendiri aja yakan.?! Iyaa walaupun ceritanya cerita ngacoo binti oneng kayak gini nih.. *panah kebawah*
.................................................

Ceritanya, kemaren malem itu dapet sms seabrek dari senior-senior dan devisi humas internal Paramadina Choir untuk latihan besok (maksudnya hari ini).. Latihan untuk kembalinya kami perform di mall Ciputra, tanggal 17 Agustus 2013 nanti.. Bayarannya alhamdulillah cukup besar, (diatas 10jt) dengan permintaan lagu sebanyak 21 lagu, dengan rincian 2 lagu pop, 14 lagu folklore, dan 5 lagu perjuangan.. Maklum kami ngisi acara tepat di hari kemerdekaan NKRI *cieee*.. Jadi tema yang diangkat pun mesti berhubungan sama kebangsaan kita *apa sih fik.?!* Pihak panitia sana pun melarang keras kami untuk menyanyikan lagu-lagu mix choir karna mereka tau kalo lagu-lagu mix choir itu bukan "lagu kita banet (banget maksudnya)"
Nah, yaa sutra lah yaa..

Pagi ini, sebelum mandi nungguin abang bubur langganan dulu untuk sarapan rutin bubur si abang yang rasanya nomer 2 setelah bubur buatan Mama..
Selesainya, lanjut mandi dan langsung cawww On The Way kampus..

Mungkin karna ini masih tanggal 7, yang notabene nya masih tanggal-tanggal segernya orang-orang yang baru gajian dan aku yakin banget uang warna merah mereka (100rb'an) masih berlimpangan di dalam dompet atau kartu kredit/debet nya masing-masing.. Hahaa..

Pusat Grosir Cililitan (PGC) jadi sasaran dari mulai keluarga yang berencana sampe keluarga yang nggak berencana pun 'numplek' semua depan PGC.. Alasan lain karna harga barang-barang di PGC bisa terjangkau masyarakat sekitar.. Lagi pula, hari ini hari Minggu kan.?!
Nah posisinya itu PGC belum buka karna masih jam 8.45.. Turun Trans Halim udah keliatan aja ratusan bahkan ribuan manusia (<= yang ini lebay) bediri depan pintu Mayjen Sutoyo.. Ada yang sambil gendong anaknya, ada yang nongkrong, ngobrol, bengong, ngerokok, bahkan mungkin ada kali tuh yang diem-deim nyoba nyopet atau bahkan udah nyopet.. Tau sendiri Cililitan gudangnya orang-orang begituan.. Garong, copet, jambret, pencuri, maling, dan sebangsanya udah bukan jadi barang aneh buat kita yang udah akrab banget sama lingkungan Cililitan yang kayak gitu adanya..
Jalanan pun jadi makin macet-cet-cet.. Namanya juga PGC, itu gedung emang didiriin di tengah-tengah jalanan.. Depan pintu Mayjen Sutoyo arah ke Halim.. Samping kanan arah ke Kramat Jati - Jalan Raya Bogor - Condet, Samping kiri arah UKI, Belakang pintu Dewi Sartika arah Cawang.. Jadi ywdhlah emang itu gedung adanya di 'pusat kota' bhahaa.. 

Terus ceritanya mau jalan sesuai peraturan nih.. *PRINSIP* Nggak salah dan nggak bukan, mencoba menertibkan diri (sebelum ditertibkan dan menertibkan orang lain), yakni lewat trotoar.. Jujur agak keganggu karna banyak pedagang asongan dan sopir-sopir bis 45 lengkap dengan kebulan asapnya itu.. PRINSIP emang susah dipatahkan.. Udah tau keadaan sekitar kayak gitu, tetep aja lewat depannya.. Abis mau gimana lagi "Itu kan jalan gue bang (sebagai pejalan kaki).! Lo salah tempat kali mau ngeroko di pinggir situ hahaa.."

Dan, resiko pun siap tanggung lah pokoknya.. Terima perkataan "Assalamualaikum neng, hari Minggu masa kuliah.." ; "Hati-hati dijalan yaa neng.." ; dan semacamnya lah.. Emang sih perkataan yang mereka lontar kan bukan kalimat-kalimat negatif, tapi tetep aja rada ngeganggu.. Abis ngucapinnya itu rombongan alias barengan yang bisa nimbulin tindakan kepo orang-orang sekitar buat nengok dan sekedar nyari tau apa yang terjadi..

Dannn barusan (tadi pagi) adalah kejadian yang cukup MEMALUKAN.. Kenapa MEMALUKAN.? Karenaaaa, betapa teledornya aku saat si abang ngomong demikian, dan orang-orang sekitar 'ngelongok' ke arah aku, tiba-tiba kebodohan muncul saat kaki nggak sengaja nginjek daratan yang lebih rendah dari daratan sebelumnya yang dipijak.. Karna kaki nggak siap buat mijak, alhasil tengg tengg tengg.. Kaki 'kecekluk' dan jatoh 'gedebuk'.. SHITT MEN.. Sumpah itu pengalaman yang sangat amat MEMALUKAN..
Betapa ramainya situasi di TKP (Tempat Kejadian Perkara).. Dan aku melakukan tindakan bodoh tak terencana itu sampai nimbulin bekas (rasa malu) dengan tingkat ribuan %..
Rasa sakit nggak seberapa.. Yang ada pikiran saat itu adalah "Aduhh.. Apa yang mesti aku perbuat.?!"

Jalan dari TKP ke Halte Walk (halte TransJakarta dalem PGC) emang rada jauh.. Nahan sakit sambil pincang-pincang pun aku lakuin buat ngindarin rasa malu.. Emang sih nggak ada respon yang menyakitkan hati seperti ngetawain atau ngomong macem-macem.. Malah beberapa ada yang nawarin pertolongan ke akunya dan itu semua laki-laki.. Alhasil, penolakan muncul karna yaa itu alasannya.. Yang mau nolongin laki-laki.. Sama sekali nggak ada mba-mba atau ibu-ibu yang bilang "Sini mba saya bopong".. Atau apa gitu'.. Ishh boro-boro..
Jadi dengan bilang "Hmm nggak apa-apa pak.. Saya bisa sendiri kok.. Terimakasih *senyum meringis kesakitan*" Aku terpaksa melanjutkan perjalanan yang seperti aku bilang barusan.. Rada jauh.. u,u" *PRINSIP*

Sampe di halte walk, meriksa kaki (mata kaki) yang ternyata udah pucet membiru dan rada bengkak.. Keadaan halte dengan jurusan PGC-Grogol pun cukup ramai.. Ditambah banyak ibu-ibu pengajian (Sepertinya mau pergi ziarah) yang sebagian besar masuk kategori manula..

Nggak lama kemudian, bis dateng.. Beberapa detik bersyukur aku dapet duduk di kursi yang warna kulit kursinya warna biru, yang menandakan kursi itu untuk umum.. Sedangkan tau sendiri kursi yang warnya warna merah itu adalah kursi prioritas yang di khususkan untuk manula, ibu hamil, ibu bawa anak, dan penderita disabilitas..
Alhamdulillahnya dari fisik belum dan sama sekali bukan termasuk golongan yang mesti di prioritaskan.. (Walaupun kaki udah begini jadinya)..

Kembali lagi ke *PRINSIP* yang nggak pernah mau duduk di kursi warna merah itu sekalipun kursi biru penuh, kursi merah kosong, dan hanya aku (orang di dalam bis) yang berdiri, tetep yaa nggak mau duduk di kursi itu.. Diri sendiri pun menyebut kursi kulit merah itu sebagai kursi yang haram di duduki oleh Fika Aviandri Herlandini (sampai waktunya tiba).. (Y)

Entah ada magnet diri atau apa, tiba-tiba kedatangan seorang nenek-nenek (rombongan pengajian tadi) dengan muka memelas seperti minta di kasih duduk.. Dengan sikap yang sebenarnya menolak karna melihat keadaan fisik, dan ada rasa nggak enak juga, akhirnya aku mempersialahkan si nenek duduk di kursi yang aku dudukin tadi.. Alhasil, dari halte PGC sampe halte Pancoran Barat berdiri manis depan si nenek yang dengan cantiknya duduk di kursi itu.. Belum lagi keluar halte Pancoran Barat dan mesti jalan kaki sampe kampus yang jaraknya juga cukup lumayan JAUHnya.. Hadehh.. -_-"

Sampe kampus, sembari nunggu senior dan temen-temen yang lain dateng, tangan ngerogoh dalem tas yang inget kalo kayaknya aku bawa minyak urut cap kampak yang gambarnya nggak nyantai itu..
HUH.. Ywdhlah balurin sendiri ke mata kaki yang permukaan kulitnya udah dingin, dan warnanya udah nggak biru lagi.. Tapi ungu..