Rabu, 29 April 2015

Beda Value, so.?!

"Kita itu beda value"

Iyaa, kalimat itu yang keluar dari mulut lo langsung.. Nggak tau gimana ceritanya sampai pada akhirnya terbahaslah hal itu.. Jujur gue udah nggak kaget (ketika denger laporan itu) karena gue tau lo bakal bilang kayak gitu ketika lo di pertanyakan hal demikian.. Bahkan, dari awal gue udah sadar kalo kita itu banyak bedanya..

Tapi, apa banyak bedanya kita bikin gue nyerah dan berhenti gitu aja.?! NO...!! Justru gue semakin tertantang buat terus berusaha dengan segala rasa yang Tuhan kasih ke gue buat lo.. Lo bilang gue lebih banyak mengandalkan emosi, sementara lo lebih banyak menggunakan kecerdasan kognitif sebagai rasionalisasi atas segala hal yang terjadi pada diri lo..
===

Gue paham lo punya prinsip yang kuat.. Gue tau lo nggak bakal mengizinkan siapapun untuk menggoyahkan apalagi meruntuhkan prinsip-prinsip yang sengaja lo design sebagai jati diri lo.. Gue juga sadar, gue berurusan sama orang yang nggak sembarangan..
Gue tela'ah itu dengan apa.?! Dengan LOGIKA.. Dengan NALAR yang gue punya.. Dan dengan segala sudut pandang agar gue bisa pahami lo dan seluruh dalam diri lo yang 'unik' itu..

Gue kerahkan seluruh intuisi gue, even gue sendiri sering kebingungan harus bersikap dan berperilaku seperti apa ke lo (terlebih dalam tindak laku yang nyata)..
Gue juga punya posisi diri yang jauh berbeda dari lo yang begitu -dewasa-..

Gue nggak seperti lo yang punya banyak traumatik sampai pada akhirnya lo buat jalan hidup lo jadi lebih berkesan rasional agar peristiwa yang nggak menyenangkan itu tertutupi dengan apik..
Gue nggak seperti lo yang sukar untuk kembali berbuat sepenuh hati karena lo tau, rasanya disakitin seperti apa..
Dan gue juga nggak seperti lo yang apa-apa harus terkonsep supaya diri lo nggak rugi..
NGGAK...!!
Gue nggak seperti itu..

Kenapa gue sampai berfikir demikian.?! Karena gue mencoba untuk melihat sudut pandang (apapun itu) yang sama seperti sudut pandang lo selama ini ke gue..

Lo itu baik.. Lo itu hebat.. Manusia kayak lo, mungkin hanya ada sepersekian persen dari populasi manusia yang hidup di dunia ini.. Kecemasan yang muncul karena traumatik lah yang pada dasarnya membuat lo demikian dengan segala kesempurnaan dan daya nalar tinggi yang jadi prioritas lo..
===

Sementara gue.?!
Hmmm walaupun emotional resistant gue RENDAH BANGET.. Walaupun gue kerap mengandalkan emosi yang gue libatkan dalam suatu hal yang terjadi pada diri gue.. Dan walaupun tingkat kedewasaan diri gue diragukan karena hal tersebut.. Tetapi gue masih mampu merasionalisasikan apapun untuk gue buktikan bahwa melalui sisi emosional hal tersebut benar terjadi dan memiliki alasan yang kuat kenapa hal itu terjadi.. Nggak hanya sebatas dan sekedar emosi aja yang terlibat..

Mau contoh.?
Okee, gue kasihhhhh..
Mungkin lo lupa sama kejadian ini..

Ketika sore itu hujan, dan kita berdua harus pulang kerumah masing-masing..
Lo minjemin gue payung, ketika lo tau gue nggak bawa payung.. Lo temenin gue buat nyari taksi, di tengah hujan yang deras banget.. Ketika taksi dateng, lo bukain pintu taksi supaya gue bisa masuk ke dalam taksi itu dengan mudah..

Hmmm dalam pemikiran lo, gue paham kok mungkin itu biasa aja dan lo pasti anggap perilaku itu adalah perilaku yang lumrah dilakukan ketika lo ada di situasi dan kondisi yang demikian.. Dasarnya lo cuman menjaga gue supaya gue nggak sakit kena hujan.. Secara lo berdua sama anak orang yang mesti lo balikin ke rumah dengan keadaan yang baik-baik.. Nalarnya lo jalan..
Dan emosi gue pun juga jalan.. Gue anggap itu adalah sisi romancenya lo.. Cuman tetep kok, gue juga nggak sepenuhnya mengandalkan emosi dan perasaan.. Kesadaran juga gue libatkan walaupun kebahagiaan gue saat itu cukup melebihi espektasi gue karena rasanya gue pengen terbang saat itu (kalo gue ngandelin bapernya gue yaa)..

Tapi pada kenyataannya.?! Asumsi-asumsi dasar gue yang melibatkan sisi emosi, ternyata bisa dan benar terjadi tuh jika di ambil sudut pandang nalarnya.. So.?? Apa yang jadi masalah dan pembeda, kalo hal detil gitu aja bisa terpecahkan..'

Tenang, gue sadari semua itu sebagai suatu hal yang berbeda, tapi yang nggak menutup kemungkinan untuk di SATU kan kok.. Sekarang, tergantung lo.. Lagi-lagi, yaa tergantung lo..
===

Kembali lagi.. Gue selalu pusatkan positifisme gue terhadap diri lo yang kebanyakan orang bilang kalo diri lo itu adalah diri yang unik, dan diri yang berbeda dari yang lain..
Dasarnya berbeda, jadi nggak aneh kalo kita banyak bedanya.. Semua itu tergantung lo ke gue, dan gue ke lo..

Coba lo aware dengan segala yang ada buat diri lo dari gue.. Coba lah~~
Gue rasa ini kesempatan emas lo untuk menyadarkan diri, dan merasionalisasikan diri lo sendiri lewat emosi dan perasaan lo..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar