Senin, 16 Maret 2015

Home

Bulan Agustus mendatang, bokap di nyatakan pensiun dalam masa dinasnya.. Dalam prosedur kemiliteran, siapapun itu yang habis masa jabatannya, harus segera 'angkat kaki' dari rumah dinas yang di jadikan tempat tinggal selama masa aktif..

Termasuk bokap.. Alhasil, kemungkinan besar di bulan Agustus nanti gue dan keluarga akan pindah rumah, meninggalkan 'saksi bisu' ini untuk dimiliki keluarga dari generasi prajurit selanjutnya (tapi semoga aja kami masih bisa tinggal disini sampe gue lulus S1 dulu, Amin)..

Sedih, banget.. Sejak tubuh gue masih punya kulit tipis warna kemerahan, gue udah tinggal disini.. Dibesarkan, dan memperoleh pendidikan di bawah yayasan Ardya Gharini (sebuah yayasan pendidikan milik TNI-AU mulai dari TK - SD - SMP - SMA - SMK - STM - SMIP - sampai SLB dan Bimbel bahasa asing pun lengkap ada di kawasan Halim Perdana Kusuma sebagai 'asuransi' pendidikannya anak-anak AU).. 
Sampai pada masa remaja akhir, gue putuskan untuk peroleh ilmu diluar kawasan yang asri banyak pepohonan rindang yang bikin udara selalu sejuk ini, hehehe..
===

Hmmm ternyata, sedihnya gue nggak seberapa di banding sedihnya nyokap.. Sama halnya gue, nyokap pun ada di rumah sederhana ini sejak doi kecil, karena rumah ini pertama kali dibangun dan menjadi rumah keluarga Ukon Sudria (kakek gue, yang juga AU).. Gue paham, banyak banget kenangan yang nyokap punya sejak tahun 1962 - sekarang..

Yaaa abis gimana lagi dong.. Anak bokap, semua perempuan.. Kakak pertama menikah dengan orang sipil yang sama-sama berkutat dengan dunia kesehatan.. Kakak kedua memilih untuk menjalin hubungan dengan seorang agamis yang ketemunya juga di lingkungan yang kental dengan hawa islami (karena kakak gue yang kedua ini lumayan cihuy lah kalo urusan agama dan kayaknya nggak lama lagi doi mau melepas masa lajangnya itu ke jenjang pernikahan, Amin).. Hmmm sementara gue, karena memilih untuk lanjut nuntut ilmu di bidang kemanusiaan (read : Psikologi) daripada jadi WARA, kemungkinan besar gue pun akan 'berurusan' dengan laki-laki yang punya peminatan sama seperti gue, hmmm doakan aja yaa, hehehee..

Jadi yaaa pada intinya dari kami nggak ada turunan yang bisa mempertahankan rumah ini buat jadi rumah turun-temurun keluarga..

Jadi yaaa uds lah yawww.. Nggak apa-apa rumah ini kemudian jadi kenangan terindah buat gue (pribadi), dan yang pasti buat keluarga bapak Sudaryadi..
Kenangan indah, yang banyak nge-bentuk mental gue seperti sekarang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar