Selasa, 23 Juli 2013

Bukan Pasien Biasa

Hari ini nggak bisa nemenin Mama HD karna ada kewajiban dari kampus untuk isi KRS, alias buat jadwal kuliah selama satu semester mendatang..
Kebetulan PA, (anak sekolahan biasa nyebutnya : Wali Kelas), lagi mau ada kelas, dan kami pun (aku dan teman-teman yang lain) mesti nunggu sampe beliau selesai ngajar.. Nunggu sekitar 3 jam, didalem perpus dan kepikiran untuk sedikit menceritakan kondisi orang-orang hebat, yang sudah sekitar 5 bulan belakangan ada kontak dengan ku secara langsung..

---------------------------------------------

Setelah hampir 5 bulan Mama di diagnosa dokter untuk menjalankan HD (HemoDialysis), setelah sudah 34 kali Mama menjalankan HD tersebut yang beberapa kali juga aku temani, setelah sudah sekian pertemuan ku dengan pasien-pasien hebat ini, aku semakin menyadari bahwa posisi menjadi mereka yang rata-rata setiap dua minggu sekali harus merasakan jarum suntik dengan selang mesin yang 'menancap' di alat Simino yang sudah tertanam di lengan tangan kiri mereka masing-masing, memang sangatlah tidak mudah..

Penyakit yang menyerangnya, keluarga yang ada kalanya tidak bisa selalu menemani mereka setiap HD, kondisi tubuh yang sudah tidak semaksimal dulu, berkurangnya satu persatu fungsi dalam tubuh, efek obat yang di konsumsi setiap hari, dan berbagai halang rintang yang lain, aku yakini sebagai tekanan tersendiri untuk mereka.. Namun keinginan untuk sembuh dan melanjutkan kehidupan didunia fana ini pun aku yakini pula sebagai hal yang melebihi semua tekanan itu.. Efeknya yaa mereka rela bersakit-sakit untuk tetap bisa menjalankan peran mereka untuk lingkungan sekitar.. Terutama untuk keluarganya.. Menjadi kakek yang siap berbagi proses mudanya seperti apa, kepada anak dan cucunya,, menjadi nenek yang kemampuan nya diatas rata-rata,, menjadi seorang suami, ayah dan pemimpin yang 'dipandang' dan patut dicontoh,, menjadi istri, ibu dan pembimbing yang baik dan bijaksana,, bahkan ada yang masih berperan menjadi seorang anak yang wajib patuh terhadap kedua orang tuanya..

Sepertinya, peran mereka yang aku sebutkan tadi hanyalah sebagian peran yang mendasar.. Aku yakin banyak peran-peran istimewa nan membanggakan yang mereka lakukan untuk lingkungan tempatnya bernaung hidup.. Dan alasan yang sedemikian berpengaruh itu lah yang mereka jadikan sebagai alasan ampuhnya bertahan hidup bersama alat Simino di tubuhnya, sampai pada waktu yang mengakhirinya.. Yaaa.. Itu pula yang terjadi dengan Mama saat ini..

Sedikit pembahasan ku yang akan aku ulas mengenai pasien-pasien hebat itu yang sangat luar biasa perjuangannya bertahan hidup, akan aku sedikit tuliskan disini.. Mereka adalah orang-orang  yang sudah cukup lekat dengan kehidupan Mama, Ayah, dan Aku 5 bulan belakangan.. Dan cukup membuat ku semakin merasa bersyukur atas nikmat yang Tuhan beri untuk ku sebagai umatnya..

1. Ibu Rohani.. Beliau sudah HD selama 6 tahun.. Kadang, HDnya sendiri, dan kadang pula juga ditemenin sama suaminya.. Beberapa minggu yang lalu, ia terpaksa masuk ICU karna HB nya sangat rendah dan terpaksa mengharuskanya menginap di RS.. Rasa iba ku teramat dalam ketika mengetahui kejadian itu.. Makanya, aku langsung jenguk beliau dan liat bagaimana keadaannya..
Nggak lama, beliau keluar ruang ICU, beliau kembali menjalanakan HD, tanpa ditemanin siapapun. alias sendirian.. Ketika Mama sudah tertidur pulas di ruangan HD nya, aku nyamperin beliau untuk sekedar mengobrol dan bertanya keadaannya sekarang gimana..
Membantunya makan, dan mengambil kain kasa untuknya emang acap kali aku lakukan saat aku ketahui bahwa nggak ada yang bantu beliau untuk melakukan hal itu.. Suka ngobrol juga, dan diketahui bahwa beliau udah memiliki 3 anak laki-laki.. Umur anak tertuanya ternyata sama seperti ku.. Padahal kalo dilihat dari fisiknya, aku sempet menyangka kalo beliau itu masih seumuran anak SMP.. Persangkaan ku ternyata salah.. Abis sangking terlihat mungilnya beliau jauh beda dengan fisik ku sekarang.. Hahaa..
Dirumah, tante Rohani (biasa aku memanggilnya), nggak ada yang bantu beliau untuk mengerjakan pekerjaan rumah.. Semua pekerjaan ibu rumah tangga ia lakoni walaupun keadaannya tidak 'sebugar' layaknya ibu rumah tangga biasa.. Aku salut banget sama beliau.. Keadaan yang seperti ini masih ia tahan 'sakit'nya demi bisa tetap 'berguna' dalam keluarga besarnya itu.. Beliau sangat tabah dan tegar menghadapi ini semua.. Dengan tetap menjalankan perannya sebagai istri yang tetap berbakti pada suami, dan tetap bersahaja didepan ke 3 anak laki-lakinya itu..

2. Ada lagi namanya pak Djaya.. Dilihat dari fisiknya yang sudah menua, (aku yakin perkiraan ku kali ini nggak salah) umurnya sekitar 60-70 tahunan.. Berapa lamanya beliau HD, aku pun nggak tau.. Yang jelas, tepat tanggal 12 Maret 2013 lalu (pertama kalinya Mama HD) aku sudah melihat sosoknya lebih dulu.. Latar belakanganya China-Jawa.. Agamanya pun non muslim.. Dengar perbincangannya dengan Mama saat itu, beliau sudah ditinggalkan istrinya yang meninggal karna sakit beberapa tahun lalu.. Anaknya 5 dan semuanya nggak ada di Jakarta.. Alias sebagian ada di luar negeri, dan sebagian juga ada di pulau lain, di Indonesia.. 
Di sini, beliau hanya dirawat oleh sahabat karibnya yang juga seumuran.. Nggak tau siapa namanya.. Bapak tua itu setia banget sama pak Djaya.. Ada kejadian lucu juga, yang sempet bikin aku ketawa geli banget karna liat tingkah laku dua kakek unyu itu.. Dan ada moment dimana saat itu membuat aku mengacungkan 2 jempol tangan ku untuk mereka.. Karna melihat betapa setianya beliau dengan terus menemani sahabatnya sampai detik ini sahabatnya terbaring lemah di RS setiap dua kali seminggu.. Benar-benar sahabat sejati (Y).. 
Pak Djaya tinggal di rumah sederhana di bilangan Depok dengan jarak yang cukup jauh (Depok - Halim), dengan menaiki kereta listrik pun pak Djaya lakoni setiap hari Selasa dan Jum'at.. Karna kebetulan, waktu HD nya berbarengan dengan waku HD Mama.. Jadi aku sedikit hafal dengan jadwal HD pak Djaya.. 
Menurut pernyataannya, ke 5 anak beliau kurang peduli sama kondisinya sekarang.. Setiap ngobrol sama Mama, pak Djaya selalu menyanjungku dan membadingkan ku dengan anak-anaknya.. Entah apa yang membuat mereka demikian, pak Djaya pun nggak tau alasan pastinya.. Feeling ku sih mengatakan mungkin mereka sangat sibuk dalam urusan keluarganya masing-masing dan fokus pada pekerjaan yang dijalaninya.. Alhasil minat untuk sekedar menengok dan mencari tau kabar orang tuanya sendiri pun sampe nggak kepikiran.. Bisa jadi seperti itu atau mungkin ada alasan lain..
Tapi, terlepas dari permasalah itu semua, pak Djaya adalah orang yang bisa bikin aku ketawa.. Jadi ceritanya waktu itu ada suster lewat depan ruang HDnya.. Beliau minta di tensi, dan nggak lama dari itu ada suster lain yang lewat.. Sambil berteriak dan marah-marah, pak Djaya minta di tensi, dengan alasan beliau belum di tensi dari tadi.. Sontak bikin semua orang di dalam ruangannya ketawa ngakak.. Hahaaa..
Hmmm salah satu efek HD emang kayak gitu.. Mudah sekali lupa dengan apa yang baru terjadi (walaupun memang faktor usia biologis juga sih).. Hahaa pak Djaya pak Djaya.. :D

3. Pak Ari merupakan anggota TNI-AU yang memutuskan untuk pensiun dini dari tugasnya karna melihat kondisinya saat ini.. Beliau adalah Ayah kandung dari Elsa, si bocah kecil nan ceriwis yang selalu menggoda ku dengan godaan lucunya.. (Elsa yang fotonya pernah aku upload di twitter itu loh).. Sudah 5 tahun pak Ari di HD, sama seperti umur anak bungsunya itu.. Dengan kondisi keuangan yang cukup memprihatinkan, terkadang suka miris saat melihat Elsa makan siang hanya dengan nasi dan air larutan bumbu dapur (Masako).. 
Keadaan keluarga dengan kondisi yang seperti itu, tidak menyurutkan senyum di wajah Elsa setiap harinya.. Sifat tempramen pak Ari pun kerap di terima sang istri dan Elsa.. Mungkin tekanan dari apa yang terjadi pada dirinya yang membuat pak Ari cepat sekali marah dan nggak sabaran.. Ibunya Elsa pun pernah sekali ngobrol dengan ku saat beliau dan anaknya itu aku 'traktir' makan siang dikantin beberapa waktu lalu.. Ia bercerita bahwa semua yang ia lakukan saat ini hanya bermodalkan cinta.. Cinta kepada suami dan anak-anaknya dirumah, karna menurut cerita, mereka dikaruniai 4 orang anak dengan penutup si kecil Elsa.. Selain itu, ia melihat kewajiban suatu peran yang harus tetap ia lakukan.. Kondisi yang demikian sama sekali tidak bisa ia harapkan kalau tak ia sendiri yang memastikan bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.. Ibunya Elsa ini benar-benar sangat menginspirasi ku (Y)..

4. Pak Bambang.. Laki-laki paruh baya ini, setiap HD selalu ditemani sang istri dan seorang anak laki-lakinya yang umurnya 25 tahun.. Namanya mas Adi.. Beberapa kali aku sempat ngobrol sama mas Adi.. Mereka tinggal di Perum Pondok Indah.. Mas Adi selalu bercerita kepada ku mengenai penyakit yang menyerang Ayahnya itu..
Ngobrol-ngobrol, tau-tau Mas Adi segala nanya-nanya dan kepo tentang aku lagi.. Mau nggak jawab, nggak enak soalnya ibu mas Adi juga nungguin jawaban ku.. Jadinya yaa mereka mengetahui bahwa saat ini aku sedang meniti proses untuk menjadi seorang Psikolog di Universitas Paramadina, dan embel-embel yang lainnya.. Kata mas Adi "Wah berarti gue nggak salah orang dong yaa cerita beginian ke lo fik.?" "Hmm tergantung diliat dari aspek mananya mas, hahaa"..
Kebetulan frekuensi kami bertemu pun hanya hari Jum'at.. Karna Ayahnya HD pun hanya satu minggu sekali.. Berbeda dengan Mama yang HDnya setiap Selasa dan Jum'at alias dua kali seminggu.. Jadi, ia sering menghubungi ku lewat sms, telvon, line dsb untuk sekedar 'curhat'.. "Yaa itung-itung lo latihan fik dengerin gue ngomong.. Kan kerjaan psikolog ntr gitu".. (latihan apaan coba kalo yang diomongin arusnya medis semua -_-" hahaa).. 
Kalo pak Bambang, alhamdulillah penyakitnya belum seserius pasien yang lain.. Namun di umurnya yang sudah kepala 7 itu, beliau yakin bahwa dirinya masih bisa kuat dengan dorongan dan semangat yang ditularkan dari sang istri dan mas Adi..

Sebenarnya masih banyak pasien-pasien hebat yang lain.. Cuman karna aku hanya sempat mengobrol dengan ke empat pasien itu, alhasil hanya itulah yang bisa aku shared disini.. Cerita mereka dengan kehidupan sehari-harinya membuat ku benar-benar semakin beryukur dengan tetap, terus, dan selalu menjaga Mama.. :*
#maaf yah maa hari ini aku nggak bisa temenin Mama#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar